26 Mei 2010
Berangkat dari Bandara Soekarno Hatta dengan rombongan dari Lampung dan Jakarta disertai dengan 2 Bhiksu, 1 Bhikkhu, dan 1 Samanera kami menuju Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Tujuan kami menuju Propinsi Yogyakarta bukan untuk jalan-jalan biasa, namun untuk mengikuti prosesi puja hari raya Waisak (Vesakh) 2554 BE (Budhist Era) yang di tahun 2010 ini jatuh pada tanggal 28 Mei 2010.
Sesampai di Yogyakarta, kami dijemput oleh panitia waisak Candi Sewu namun sebelum menuju hotel kami mampir terlebih dahulu ke restoran Dapur Tiga Nyonya yang menyajikan menu vegetarian sebagai sajian makan siang kami. Sesudah kenyang kami bergegas menuju hotel yang letaknya berseberangan dengan Cadi Sewu, nama hotelnya adalah Hotel Candi View. Tiba di hotel kesan pertama dengan hotel ini adalah tidak senyaman hotel berbintang, namun untuk sekedar beristirahat it's ok lah... kemudian kami melakukan pembagian kamar dan siap untuk berisirahat sejenak yang kabarnya kami berencana akan melewatkan sore hari di daerah wisata Malioboro. Selang beberapa jam kota Yogya diguyur hujan yang cukup lebat maka rencana untuk shopping ke Malioboro pun dibatalkan, yang ada kami hanya bisa duduk-duduk untuk sekedar mengobrol di dalam hotel, huh.....
27 Mei 2010
Pagi-pagi sekali kami sudah berkumpul di lobby hotel untuk menuju sumber mata air Jumprit di kecamatan Ngadirejo, kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tujuan kami ke sumber mata air Jumprit adalah untuk mengambil air suci untuk prosesi puja Waisak di Candi Sewu yang sudah menjadi ritual tradisi setiap perayaan hari raya Waisak dari tahun ketahun. Butuh kurang lebih sekitar empat jam berangkat dari Hotel di daerah Candi Sewu menuju sumber mata air Jumprit. Setiba di Jumprit kami sudah disambut oleh monyet-monyet yang memang menjadi penghuni di sekitar sumber mata air ini yang letaknya memang cukup tinggi di daerah pegunungan.
Sebelum mengambil air suci Waisak di sumber mata air Jumprit. Kami terlebih dahulu melakukan ritual puja baru kemudian mengambil air suci Waisak sebanyak lima kendi berukuran sedang. Sesudah itu kami menyempatkan diri untuk sekedar bersantai dan makan siang bersama sambil canda tawa satu dengan yang lainnya. Ketika waktu sudah tidak siang lagi, kami pun bergegas kembali menuju kawasan Candi Sewu.
28 Mei 2010
Pukul 3.00 WIB kami sudah berkumpul dan langsung menuju Candi Sewu yang sudah banyak didirikan tenda-tenda untuk proses puja bakti Waisak. Ketika kami sampai ternyata sudah banyak rombongan Budhist baik dari Yogyakarta maupun dari luar Yogyakarta yang sudah memadati tenda-tenda. Maka kamipun memilih tenda dengan spot yang cukup baik yaitu tempat yang cukup depan dan dekat dengan tempat duduk para Bhiksu dan Bhikkhu. Waktu menunjukkan Pukul 4.00 WIB maka dimulailah puja bakti Waisak 2554 BE yang dimulai dengan puja bakti Mahayana, kemudian disusul dengan Tantrayana, dan kemudian Theravada. Sesudah selesai proses puja bakti, kami pun bermeditasi untuk melewatkan detik-detik Waisak 2554 BE yang jatuh sekitar pukul 06:07:23 WIB. Tujuan bermeditasi adalah untuk kembali mengenang semangat Sang Buddha Gautama yang dengan tekun berlatih hingga mencapai kesadaran sempurna. Sesudah itu acara prosesi Waisak 2554 BE di Cadi Sewu ditutup dengan para umat melakukan Pradaksina mengelilingi Candi Sewu.
Selesai mengikuti puja di Candi Sewu kami kembali ke hotel untuk siap-siap karena sore hari kami akan kembali ke Jakarta. Tapi sebelum itu kami menyempatkan diri terlebih dahulu untuk mengunjungi Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Jawa Tengah. Menurut sejarahnya Candi Plaosan ini dibangun pada abad ke-9 pada jaman kerajaan Mataram Kuno. Setiba disana kami diceritakan oleh pemandu wisata Candi Plaosan, bahwa banyak arca-arca Budha yang telah dicuri dan dijual ke luar negeri, huh.... bener-bener... deh kapan sih bangsa ini bisa menghargai warisan budaya bangsanya sendiri.
Uda kelar sama wisata candi kami pun menuju kawasan Malioboro tapi sebelum acara shopping men-shoping kami isi perut dulu lah.... kalo gak yang ada nanti belanjanya kurang gesit. Maka kamipun mampir ke sebuah tempat makan yang menyajikan kelupat tahu (a.k.a ketupat tahu) soal rasa uih.... mantab.... nian. Selesai urusan memanjakan lidah dan perut, kami langsung saja shopping ke Malioboro untuk belanja benda-benda dan kerajinan khas Yogya yang pastinya sih Batik. Berhubung waktu itu hari libur nasional, uih....... Malioboro jadi sesek abies..... sampe belanjanya sikut-sikutan, biarpun begitu gak mengurangi semangat hunting Batik. Hidup Batik!!!
Uda puas sama belanja sampe ber jem-jem, kami langsung bergegas menuju Bandara Adi Sucipto untuk kembali ke Jakarta.
Saturday, June 19, 2010
Wednesday, June 9, 2010
Pulau Tidung @ Kepulauan Seribu
Untuk Informasi, Pulau Tidung dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Tidung Besar dan Tidung Kecil. Kedua pulau ini memang terpisah namun ada jembatan penghubung yang menyambungkan kedua pulau tersebut.
Kembali ke petualangan. kami tiba di P. Tidung sekitar pukul 10.00 WIB. Sesampainya di P. Tidung kami langsung menghampiri salah seorang penduduk lokal bernama Pak Asep, beliau berprofesi sebagai penyedia jasa penginapan (home staying), catering (jadi untuk urusan makan gak perlu repot-repot), sewa sepeda, penyewaan alat-alat snorkling, dsb (pokoqnya nih bapak multy fungsi). Maka Pak Asep langsung saja menggiring kami kerumahnya, yang ternyata sudah tersedia makan siang untuk kami.
Selesai makan siang dan beristirahat sebentar kami lanjut dengan kegiatan "Bersepeda" mengelilingi Pulau Tidung. Untuk sepeda kita bisa menyewa dengan harga kurang lebih Rp 15.000,-/hari. Butuh waktu lama bagi kami untuk memilih sepeda yang cocok karena kualitas sepeda di sini bener-bener dahsyat sangkin dahsyatnya temen gua sampe beristilah "dapet sepeda yang bisa nge-rem aja uda bagus!". Uda siap dengan tunggangan sepeda masing-masing, kami langsung muter-muter Pulau Tidung Besar terlebih dahulu menikmati pemandangan pesisir pantai dengan pasir putih-nya dan air laut yang memantulkan teriknya mentari di siang hari sambil foto-foto untuk mengabadikan moment indah. Jika haus karena siang-siang panas-panas bigitu bersepeda, kita bisa duduk ngadem sejenak sambil menikmati segarnya air kelapa muda yang dijual Rp. 5000,-/buah. hm.... yummy.....
Uda puas keliling P. Tidung Besar sampai sore hari. Kami pun bergegas ke Pulau Tidung Kecil untuk mendirikan tenda dan minkmati pemandangan Sun Set yang begitu indah (Catatan: bagi yang pengen ngirit anda bisa menghemat biaya tinggal dengan hanya mendirikan tenda di P. Tidung Kecil). Dan malam pun tiba kami menikmati pemandangan langit yang jernih diterangi bintang-bintang malam yang begitu fantastis.
Keesokan paginya. Masih di P. Tidung Kecil, kami bergerak ke pesisir pantai untuk menyaksikan Sun Rise sambil mengabadikan moment dengan ber-foto ria. Sudah puas dengan hasil jeprat-jepret fotonya, kami bergegas untuk kembali ke P. Tidung Besar menuju kediaman Pak Asep dengan kegiatan selanjutnya adalah ber-snorkeling. Bagi yang tidak memiliki peralatan Snorkeling, bisa menyewa karena cukup bayak yang menyediakan jasa penyewaan alat-alat snorkeling, dan jangan lupa untuk sekaligus menyewa perahu untuk kegiatan tersebut.
Selesai ber-snorkeling kami kembali ke kediaman Pak Asep untuk makan siang dan siap-siap untuk pulang ke Jakarta, mengejar jadwal kapal yang akan berangkat pada pukul 13.00 WIB. Maka kami pun bergerak dengan cepat menuju pelabuhan di P. Tidung. Sesampai di pelabuhan ternyata cukup ramai tourist yang sama-sama mengantri untuk pulang ke Jakarta. selang beberapa saat ada pengumuman bahwa salah satu kapal yang berangkat pukul 13.00 WIB ternyata mengalami kerusakan! Huh..... para tourist yang ingin pulang ke Jakarta semua kecewa karena harus menunggu sekitar 2 jam lagi untuk kapal berikutnya, yang notabene semua penumpang untuk 2 kapal akan digabung menjadi satu kapal. Maka setelah menunggu 2 jam lamanya, sekitar pukul 15.00 WIB tibalah sebuah kapal yang akan mengangkut semua penumpang menuju Pelabuhan Muara Angke, Jakarta. Kekhawatiran gua melihat jumlah peumpang dengan kapasitas kapal bener aja terjadi. Sangkin banyaknya penumpang gara-gara kapal yang sebelomnya rusak, maka impact-nya sekarang, semua penumpang dijejel..... dah kaya pepes ikan. Bahkan sampe-sampe gua dan dua temen gua mesti duduk di atep kapal tanpa pengaman dan pegangan apapun!!! Gua sempet shock! Mana waktu itu ombak di laut cukup mengerikan. Untuk pertama kalinya gua bener-bener takut naek kapal. Gua cuma bisa pasrah dan berdoa dalem hati. Dan anehnya dua temen gua selama perjalanan di tengah lautan yang terombang-ambing mereka masi bisa tidur, sedangkan gua uda sterssss minta ampun dan gua mesti bersabar sekitar 3 jam lamanya untuk menanti pemandangan yang gua cintai, yaitu: Daratan kota Jakarta! ketika gua liat daratan Jakarta gua seneng banget, dan rasanya pengen cepet-cepet menginjak daratan. Sesampai di Jakarta waktu menujukkan sekitar pukul 20.00 WIB, dan langsung disambut dengan bau menyengat khas pasar ikan (yeah, you can imagine this situation yang kemudian dilanjutkan mengompreng menuju rumah.
Subscribe to:
Posts (Atom)